JEJAK LANGKAH di SMA
Karya: Atria Lapaan
Tiga tahun lalu kita melangkah bersama,
mengukir setiap cerita di bangku SMA.
Ingatkah saat pertama kali kita datang?
Kita bertemu tanpa menyapa karena malu
Kita tumbuh di antara lonceng dan jadwal,
Menangis diam-diam saat merasa gagal.
Namun juga tertawa keras di pojok kantin,
Menertawakan hidup seolah tak akan berakhir.
Setiap tugas yang kita keluhkan,
Setiap ujian yang kita sesali,
Kini jadi potongan mozaik indah,
Yang membuat kita tak ingin pergi.
Persahabatan yang lahir dari kebiasaan,
Dari kerja kelompok hingga pulang bersamaan.
Dari janji untuk tidak saling lupa,
Meski kenyataan kadang berkata sebaliknya.
Tiga tahun kita berjalan beriring
Mengukir satu per satu halaman bersama
di koridor-koridor penuh tawa dan mimpi,
berbagi cerita dari hati yang polos,
hingga luka-luka kecil yang kita sembuhkan bersama.
Kini, kita sudah sampai pada penghujung halaman.
Wajah-wajah asing yang kini terasa pulang.
Duduk di bangku yang sama,
Menulis kisah di lembaran usia remaja.
Di setiap sudut sekolah,
terpahat kenangan yang tak bisa dihapus musim,
bangku kelas jadi saksi bisu
betapa sering kita tertawa, bercanda, bahkan diam bersama
Kita bukan sekadar teman sekelas,
kita adalah keluarga yang tumbuh perlahan,
dari gugup hari pertama,
hingga tangis tak rela di hari perpisahan.
Waktu mengajar kita banyak hal,
tentang arti kerja keras, tawa tulus, dan persahabatan,
tentang bagaimana berdiri ketika jatuh,
dan tetap saling menggenggam saat semua terasa berat.
Kini kita berdiri di ujung peron waktu,
Menunggu kereta bernama masa depan.
Dengan koper penuh kenangan,
Dan hati yang enggan meninggalkan.
Apa kabar nanti jika kita bertemu?
Masihkah tawa itu sama merdu?
Masihkah kita bisa berbicara lama,
Tanpa jeda canggung di antara kita?
Terima kasih untuk segala luka kecil dan pelukan,
Untuk genggaman tangan saat kita hampir tumbang.
Untuk guru yang menjadi cahaya,
Meski kadang tak kita memahami maknanya
Jadi, izinkan aku menangis hari ini,
Untuk semua yang tak bisa terulang lagi.
Untuk sahabat, untuk ruang kelas, untuk semua cerita,
Yang akan tetap hidup meski kita tak lagi di sana.
Kini langkah kita harus berpisah,
jalan kita tak lagi satu arah,
namun kenangan ini akan abadi,
dalam hati, dalam ingatan, dalam doa-doa yang tak pernah usai.