UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA DI KALANGAN PELAJAR SMA NEGERI 1 PANTAI BARU

Oleh: AISYAH NASARUDIN

Artikel Opini186 Dilihat

Menurut Kridalaksana dan Kentjono (dalam Chaer, 2014:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia. Agar komunikasi berlangsung dengan efektif dibutuhkan interaksi yang seimbang antara penutur komunikasi. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pemersatu yang berfungsi sebagai bahasa nasional, alat komunikasi, sebagai lambang kebanggaan bangsa, alat pemersatu keberagaman suku, ras, budaya, agama, dan adat istiadat, bahasa pengantar di dunia pendidikan, dan bahasa untuk kepentingan sosial ekonomi, politik, dan pertahanan.

Peran dan fungsi bahasa Indonesia tersebut sudah dideklarasikan oleh pemuda Indonesia pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 dan dinyatakan dalam konstitusi negara yaitu UUD Tahun 1945 pasal 36 bab XV yang berbunyi” Bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia.

Bertolak dari fungsi bahasa Indonesia tersebut, pada masa sekarang pengaruh globalisasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berdampak pada kehidupan masyarakat terutama remaja atau pelajar di kalangan SMA. Banyak pelajar di kalangan SMA yang berlomba-lomba menampilkan diri kepada teman-temannya, bahkan dunia bahwa diri mereka pintar, gaul, atau tidak ketinggalan zaman, sehingga mereka enggan untuk berbahasa Indonesia yang baik dan sesuai dengan aturan atau dengan kata lain menggunakan bahasa indonesia yang tidak baik. Penggunaan bahasa Indonesia bagi pelajar di SMA Negeri 1 Pantai Baru masih dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bahasa keseharian di lingkungan tempat tinggal, bahasa gaul dan bahasa yang tidak sopan dalam interaksi di media sosial.

Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan pelajar SMA Negeri 1 Pantai Baru yang dipengaruhi lingkungan keluarga dan masyarakar menimbulkan kerancuan struktur kata yang berimbas pada makna atau arti kata. Contoh kesalahan morfologi bahasa Indonesia yang dipengaruhi bahasa keseharian yang sering digunakan pelajar adalah: “Hampir siang”. Kata tersebut mempunyai makna yang sama dengan menjelang siang, tetapi sering digunakan untuk menerangkan atau menggantikan “dini hari atau hampir pagi”. Contoh lain yaitu “naik motor”, padahal yang dimaksud adalah mengendarai motor.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pelajar juga sering menggunakan bahasa Indonesia yang gaul dan telah dicampur adukan dengan bahasa asing atau bahasa Indonesi. Hal itu merupakan kesalahan fonologi dalam penggunaan bahasa Indonesia karena telah merubah fonem atau bunyi bahasa. Contoh kesalahan fonologi bahasa yang sering ditemukan penulis melalui pesan singkat seperti sms (short message service) atau media social seperti facebook, instagram, whatsapp, dan lain-lain. Contohnya kata wols yang merupakan kebalikan dari kata slow, baper singkatan dari bawa perasaan, mager singkatan dari malas gerak, gercep singkatan dari gerak cepat, dan pansos atau panjat sosial. Begitupun dengan bahasa Indonesia yang telah dicampur adukan dengan bahasa asing seperti; posting foto atau upload foto. Kata-kata tersebut merupakan gabungan kata indonesia dengan kata asing. Seharusnya, kalau menggunakan bahasa Indonesia maka sebaiknya menggunakan gabungan kata “unggah foto”.

Penggunaan bahasa yang tidak baik atau tidak beraturan tersebut dapat menggeser fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan atau di sekolah. Hal tersebut membuat pelajar akan kesulitan untuk berkomunikasi di kegiataan-kegiatan formal dan dapat memberikan dampak serta perilaku yang tidak baik terhadap pelajar, khususnya di kalangan SMA.

Dari uraian masalah di atas perlu adanya upaya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa di kalangan pelajar SMA Negeri 1 Pantai Baru. Keterampilan berbahasa berhubungan dengan proses berpikir. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran dan prilaku yang bersangkutan.

Hal ini dikuatkan oleh Dawson dalam Tarigan (20015:3) “Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir pula”

Kemampuan berbahasa lisan menurut Susanto (2015:243) meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampan membaca dan menulis. Manusia berkomunikasi secara lisan, maka ide, pikiran dan gagasan, dan perasaan diungkapkan dalam bentuk kata dengan tujuan untuk di pahami oleh individu lain.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan ketrampilan berbahasa di kalangan pelajar perlu adanya kegiatan-kegiatan yang kontekstual atau implementasi berbahasa secara langsung oleh seluruh penutur bahasa di lingkungan SMA Negeri 1 Pantai Baru.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa di kalangan pelajar SMA Negeri 1 Pantai Baru

Upaya meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia dimulai dari peran guru bahasa Indonesia dalam kegiatan pembelajaran yang kemudian berkolaborasi dengan semua warga sekolah termasuk kepala sekolah sebagai  penggerak atau motorik segala kegiatan yang ada di lingkungan sekolah.

Implementasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu:

Pelaksanaan kegiatan literasi sekolah selama 15 menit di setiap kelas dilakukan secara terbimbing dengan literatur bacaan diseuaikan dengan minat dan referensi pelajar. Kegiatan Literasi ini tidak terfokus pada membaca yang kadang membosankan pelajar tetapi pelajar diberikan kemerdekaan untuk memilih alternatif kegiatan literasi yaitu selain membaca, pelajar boleh mengembangkan keterampilannya dengan  bercerita atau pun menyampaikaan ide, pikiran dan gagasan secara lisan di depan kelas serta penggunaan bahasa pelajar bisa dibimbing oleh guru. Dengan begitu pelajar tidak diajak untuk belajar tentang menerima informasi saja tetapi keterampilan berbahasa Indonesia pelajar dalam mentransferkan sebuah informasi melalui berbicara  secara rasional dan kognitif dapat terlatih dan terasah.

Setiap pelajar SMA Negeri 1 Pantai Baru yang merupakan calon peserta ujian akhir sekolah harus menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang sederhana dan mampu mempresentasikan hasil karyanya. Melalui program ini, keterampilan berbahasa Indonesia siswa dalam hal ini bahasa tulis harus mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan kaidah penulisan karya ilmiah dan Keterampilan berbahasa lisan pelajar harus dikaitkan dengan situasi formal. Dengan begitu pelajar trampil menggunakan baahasa Indonesia sesuai dengan situasinya.

Selain dua upaya di atas, perlu adanya kontrak belajar antara guru mata pelajaran dengan pelajar di setiap kelas yang salah satu isi kontraknya adalah penggunaan bahasa Indonesia selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kontrak belajar tersebut tidak hanya pada pembelajaran bahasa Indonesia tetapi berlaku untuk semua mata pelajaran. Isi kontrak belajar ini dibuat dengan tujuan untuk selalu membiasakan dan mengasah pelajar agar keterampilan berbahasa Indonesianya tidak terputus pada dua kegiatan sebelumnya, kareana segala sesuatu kalau dibiasakan akan menjadi terbiasa atau dengan kata lain ala bisa karena biasa.

Upaya-upaya yang diuraikan di atas memberikan dampak positif bagi pelajar, diantaranya yaitu pengembangan karakter pelajar sebagai penutur dalam etika berbicara juga dapat terbentuk dengan baik atau dengan kata lain dapat menstimulasi mental pelajar. sehingga dapat menambah wawasan dan kosa kata pelajar sebagai generasi pembangun bangsa dalam berbahasa serta dapat meningkatkan keberanian dan kemampuan pelajar dalam menuangkan ide. Maka yang paling terasa adalah pelajar yang selama ini merasa minder atau kurang percaya diri dapat merasakan bahwa hidupnya bisa lebih produktif atau menambah keyakinan diri pada pelajar.

Hal tersebut menggambarkan bahwa ternyata pelajar mampu berbahasa Indonesia dengan baik secara lisan dan trampil menggunakan bahasa Indonesia dalam bahasa tulis. Selain itu pelajar juga dapat menempatkan penggunaan bahasa Indoesia dengan baik. Artinya pelajar bisa trampil menggunakan bahasa Indonesia dengan mempertimbangkan situasi dan konteks berbahasa.

Dengan menerapkan upaya-upaya tersebut, ternyata para pelajar termotivasi untuk meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesianya. Selain itu, upaya-upaya tersebut merupakan langkah untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri pelajar sebagai generasi bangsa terhadap fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia.

Untuk memperlancar program sekolah dalam meningkatkan keterampilan berbahasa bagi pelajar perlu dibuat sebuah program berbahasa di lingkungan sekolah yang menggerakkan guru-guru sebagai model atau contoh yang memberikan teladan yang baik. Salah satu implementasi langsungnya adalah pada kegiatan menulis bagi guru yang terprogram secara rutin. Dengan begitu, guru dapat menjalankan perannya dengan baik dalam membimbing atau memfasilitasi pelajar dalam menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar